|
(Gambar : www.google.com) |
Pada akhirnya kesendirian akan menghampiri seiring datangnya
kesunyian malam yang menanti mentari, kita terbuai memeluk gemerlap
hasrat yang kian menjadi-jadi. Angin lalu menyapa, berbisik tentang
sebuah keabadian. Pilihan pun menjadi hakim terbaik pada realita yang
fana, kerbau tak henti mencari rumput sekedar mengisi perutnya, burung
pun terbang memamerkan sayapnya. Lalu dentingkan jam terdengar dari
kejauhan kota Mekkah, air kepasrahan membasahi pipi seorang hawa. Ikan
ter
jebak dengan kail yang membodohinya
sejak zaman bahtera Nuh hingga jeritan kaum buruh. Para pengemis menutup
mata hatinya, apatis dengan Negara yang katanya surga tapi berpenghuni
penzina. Nyanyian kebenaran tergantikan genderang perang, malaikat
kemudian melirik menjanjiakan harapan kedamaian. Belum jatuh keringat
terakhir dari kulit lusuh seorang ayah, belum habis susu di dada ibu
pertiwi yang teraniaya.
Dan kini dengan lantangnya jiwa meronta mengharapkan belas kasih-Nya, sedangkan Nabi tak sudi menyembut kita ummatnya.
Untukmu yang penuh sembilu INDONESIA KU
Catatan Anak Penjual Gula Batu (
Usman Dunda )