Full Width CSS

Thursday 15 December 2016

Menggugah Kesadaran

Ini bukan soal tahu atau tidak tahu, tapi soal mau atau tidak mau. Beberapa orang telah membuktikan bahwa kemauan dapat menjadikan "mereka" meraih apa yang tidak "mereka" bayangkan sebelumnya. Saat ini inovasi dalam berfikir dan bertindak merupakan hal yang dibutuhkan. Mau itu objektif maupun subjektif, bukanlah suatu permasalahan yang serius. Toh ilmu pengetahuan yang murni objektif pada akhirnya membutuhkan subjektifitas dari penelitinya, begitu pun sebaliknya.
Kita boleh pesimis dengan penegakan hukum saat ini, juga bisa optimis dengan kancah olahraga nasional. Tapi, kita tidak bisa lupa bahwa sistem pendidikan kita hari ini terlalu kental dengan kolonialisasi. Kita telah merdeka dalam bernegara, tapi kita terjajah dalam berfikir. Karena rahim pendidikan kita bukan lagi milik ibu pertiwi.

Makassar,  15 Desember 2016

Saturday 22 October 2016

Surat Kepada Kawan


(Gambar : google.com)

Kawan, kau harus memandang kebenaran sebagai saudara. Agar kau membelanya dan selalu memperjuangkannya dengan tulus serta penuh kesungguhan. Pada siapapun kebenaran itu harus kau bela, dalam kondisi apapun dia bersemayam. Jika tidak, kau hanya akan sekedar memainkan kata-kata, mengagungkan kebenaran seperti pelacur yang kau inginkan untuk memuaskan hasratmu.

Ku akui memang nantinya kau akan menarik simpati kaum jelata. Tapi tidak memenangkan hatinya, tidak menyetuh harapannya, apalagi berharap berjuang untuk masa depannya.

Monday 17 October 2016

Aku dan Purnama

Ada sesuatu yang tak dapat ku sampaikan
yang jadi rahasia antara aku dan purnama
suatu keinginan tentang hidup di hari esok
harapan yang terpendam penuh ketulusan

Biarlah, biarlah saja hatiku yang tahu
sampai aku benar-benar lupa, melupakanmu
karena pertemuan kita adalah tentang rinduku
tentang perih dan tentang senyummu

Dan untuk ruang hatiku yang kosong
yang pernah memintamu berada disana
lupakanlah, ku mohon lupakanlah
pahamilah, aku bukan yang terbaik untukmu
 
Makassar,  17 Oktober 2016

Saturday 3 September 2016

Catatan S

Sungguh keteguhan itu lahir dari cobaan yang berat, tak ubahnya musibah yang selalu berkawan dengan kepedihan. Setiap orang berhak untuk menghadapi resiko yang tak mudah pastinya, atau memilih memecundangi keyakinan yang ia bangun sendiri. Kepedihan dan bahagia itu bergantung dari posisi mana kita menilai, sungguh sangat subjektif kawan. Seperti halnya kesetiaan dan pengkhianatan, yang selalu jadi ujian kesabaran hati setiap manusia.Semoga benar bahwa dalam setiap masalah selalu ada jalan keluar yang datang bersamaan.

Berat kiranya pendengaranku atau perkataanmu sungguh lembut. Seperti madu ditengah rasa asin kau berkata bahwa kemuliaan tak mampu ditukar dengan apa pun yang ada di dunia yang fana ini. Benarkah demikian? Padahal kau tau bahwa setiap manusia dengan mudahnya berkhianat saat mereka dalam kesulitan. Jika mereka mampu berkhianat pada yang lain, akan tiba masanya mereka akan berkhianat darimu kawan.
Apalah arti kerinduan bila ditengah perjalanan kau hinakan aku dengan perjuanganmu tanpa pedang.

2 September 2016

Wednesday 24 August 2016

Kesadaran

Setelah sekian lama tidak menyapa para blogger, hari ini saya kembali mencoba untuk mengulangi rutinitas dalam kepenulisan. Ada rasa kerinduan yang cukup mendalam bagi saya secara pribadi di dunia blogger, sekedar menyapa dengan saling membaca tulisan masing-masing. Pagi dini hari, saat sebagian orang larut dalam rutinitas kekinian, berselancar di dunia maya bagi saya (saat ini) tak semenarik dulu. Tepat pukul 01.40 waktu Makassar, saya berniat untuk berhenti sejenak untuk waktu yang saya sendiri tidak tahu kapan berakhir, off dari sosial media seperti facebook, twitter, instagram. Termasuk juga dengan messengger seperti bbm, line, whatsapp.
Mungkin ini bukan yang pertama kalinya terjadi, saya pikir ada puluhan bahkan ratusan orang diluar sana yang pernah melakukan hal ini. Dengan alasan yang cukup beragam dan alasan itu cukup untuk diyakini. Seperti halnya saya yang merasa, ada hal yang terenggut dari diri saya. Merasa tidak seperti diri sendiri, tak mampu melakukan apa yang seharusnya saya inginkan. Saya merasa dipaksa untuk menjadi orang lain, dengan alasan moderenitas dan keceanggihan masa kini.
Saya percaya bahwa teman-teman mungkin merasakan hal yang sama dan sepakat bahwa kita dipaksa untuk menjadi santapan dunia yang kian carut marut ini. Jadi boneka bagi kaum yang mengatasnamakan dirinya sebagai bagian dari globalisasi.

Sekian dulu untuk hari ini, terima kasih.

Sunday 12 June 2016

Jika

Jika kau ingin menulis, menulislah!
Jika kau ingin menggambar, mulailah!
Jika kau ingin bicara, aku mendengarkan.
Jika kau ingin berlari, aku menemani.

Tapi, jika kau ingin bahagia.
Pergilah!
Tunaikan inginmu.

Tinggalkan aku!
Cerita kesedihanmu.

Makassar, 12 Juni 2016

Tuesday 10 May 2016

Tiga Sajak Kerinduan Saat Hujan



Aku Kain Usang

Dulu aku tak percaya wanita lain
selain dirimu, karena aku yakin
walau sering kita beda paham
cinta jua akan jumpa bahagia

Tapi tingkahmu membimbingku
ke jurang kesedihan, jurang yang dalam
dan gelap tanpa harapan.

Bagimu, aku kain usang
yang tak menarik lagi

Sesekali kau hadir dalam mimpi
semata memastikan
kesengsaraan

Kau, perih dan kenangan
tak beranjak dari hati ini


Makassar, Februari 2016.
***


AJARI AKU

Ajari aku
Agar rindu ini tak semu
Sebab puranamaku, pula purnamamu

Seperti langit dan tanah kelahiranku
Pula pasir dan biru lautmu
Nampak bersama, namun tak menyatu

Ajari aku
Agar kau tak pudar di hatiku
Sebab disini, ada wajah selain wajahmu

Di rintik hujan sepertiga malam sendu
Dengan kata ku lukis wajahmu
Kiranya nanti, rindu ini tak berlalu

Makassar, Februari 2016
***


Selimut Kalbu

Adalah cinta
ia yang terhempas di persimpangan
hilang arah tiada rasa

Bergumam rindu
kala ragu menyatu, awan
hitam pun kelabu merayu

Adalah cinta
kita pisah pun jumpa di kerajaan
tanpa anggur penuh cahaya

Selimut kalbu
sekali aku menunggu, hujan
reda kau berpilu

Makassar, Januari 2016

Friday 6 May 2016

Setelah 27 Hari

Tepat setelah hari ke-27 dari tanggal kelahiranku. Seorang yang tidak ingin disebutkan namanya, mengirimkan pesan lewat facebook. Pesan itu berisi untaian kata-kata (baca: puisi) yang cukup menarik untuk sebuah ucapan ulang tahun, walaupun memang belumlah sekelas kumpulan puisi Jamil Massa dalam "Sayembara Tebu" karangannya yang launching nanti pada tanggal 21 Mei 2016, di acara Makassar International Writers Festival. Loh, kenapa jadi bahas Jamil Massa yang mungkin lagi sibuk membungkus paket ke para penggemarnya.

Puisi yang tidak berjudul ini, cukup sederhana dan punya makna tersendiri pastinya buat dia dan saya. Namun, untuk mempermudah mengingatnya, puisi ini saya beri judul"Setelah 27 Hari". Alasan saya sederhana, karena puisi ini tiba setelah 27 hari dari ulang tahun saya, 6 april 2016 yang lalu.

Untukmu yang telah meluangkan waktunya, terima kasih atas puisinya. Saya senang dan penuh harap, kiranya ini bukan puisi terkakhir ya. Karena, saya yakin suatu saat kau akan jadi penggarang terkenal yang bersinar dari ujung barat Gorontalo. Sekali lagi, terima kasih.


SETELAH 27 HARI
Oleh: Cita (nama samaran)

Harum nafasmu masih hangat dalam ingatan
Aku terjaga dan senyummu nyata terasa
Detik ini, detik bersejarah penuh bahagia
Izinkan rangkaian kata sekedar menyapa

Waktu berjalan tiada henti
Mengiringi rembulan pula mentari
Yang terbit nan tenggelam setiap hari
Iringi usiamu yang terus bertambah hingga kini

Semoga setiap langkah semakin berguna
Harapku kau jadi seorang bijaksana
Punyai pula akhlak berwibawa
Tebarkan kebahagian dimana pun kau berada

Gorontalo, 3 Mei 2016


Monday 25 April 2016

Puisi Balasan Ajari Aku


Tak perlu ku ajar dirimu
karena ku tahu kau mengerti tentang hal itu
Tentang rindu yang membelenggu
dan tentang aku yang menunggu

Disaat jauh hati kita menyatu
percayalah nanti kita akan bertemu
Aku yakin di suatu waktu
jangan pernah ragu tentang hal itu

Dirimu yang selalu muncul dalam benakku
entah itu saat pagi biru

Wednesday 2 March 2016

Terima Kasih Handi Maksoed

Sejak kemarin, beberapa kawan mengucapkan selamat kepadaku. Ada yang via facebook pula via telepon. Tepatnya beberapa menit berselang setelah pengumuman pemenang "Sayembara Bekeng Logo Kedai Kopi Maksoed", yang digelar di kedai Sang Barista, Handi Maksoed. Selasa dini hari, 01 Maret 2016.

Beberapa minggu lalu, di kebisingan “Kota Daeng”, Makassar. Bermodalkan laptop

Tuesday 2 February 2016

Jangan Menangis!

Untuk yang saat ini  entah berada dibelahan dunia mana
duduk dan bacalah surat ini jika pulang
Rumah ini selalu menanti merdu suaramu
dan jika sudah sampai, jangan lupa
tengoklah boneka beruang yang lelah menanti kedatanganmu

Ajari Aku

Ajari aku
agar rindu ini tak semu
tak lapuk sebab jarak nan jauh
walau purnamaku, pula purnama bagimu

Sunday 31 January 2016

Aku Sendiri

Diantara lengkung cahaya
hawa dingin dan kaku jemari
Mengepul sembari menyeruput hangat kopi
aku sendiri

Saturday 30 January 2016

Selimut Kalbu

Adalah cinta
ia yang terhempas di persimpangan
hilang arah tiada rasa

Bergumam rindu

Monday 18 January 2016

Kau

Kau yang aku perjuangkan tanpa alasan,
adalah semangat dalam hatiku,
‘tak kau sadari,
kau tumbuh dalam hati ini.

Kau yang mengubah tangis jadi tawa,