Full Width CSS

Sunday, 19 October 2014

Untukmu Bayangan Masa Lalu



(Gambar : Usman AD)


Kata demi kata goresan luka,
pena bertinta tetasan darah.

Ingin marah namun tak berdaya,
bahagia pun tak kunjung tiba.

Oh jiwa kemana perginya,
bidadari surga pelepas dahaga.
Hitam putih bola matanya,
racun dan madu kini sama nikmatnya.

Merdu janji terucap saat itu,
hembusan angin saksi bisu.
Sang rembulan pun merindu,
karena cinta menjadi pilu.

Kini dia dan mereka tahu.
rasa  itu terperangkap harapmu,
Sejarah bagaikan kakek bisu,
untukmu bayangan masa lalu.

(Sekretariat Yayasan Insan Cita, Pohuwato, 18 Oktober 2014)

0 comments:

Post a Comment